Langsung ke konten utama

Baesuk: Pir Kukus ala Korea Selatan untuk Mengatasi Deman

Assalamualaikum..
Hai hai healthy-body..

Alhamdulillah, it's 1st Ramadhan 12.48 AM here when I start to write this post.

Hari ini aku mau berbagi cerita tentang resep masakan yang sehat dan enak.
Ceritanya aku baru sampai ke my beloved hometown, Kota Pematangsiantar tercinta kemaren dalam rangka menyambut Ramadhan bersama keluarga. Ternyata, Mamak aku itu lagi terserang batuk dan aku gak tega lihatnya. Eomma appeujimalgo~ *nyanyi lagu mas Crush

Usut punya usut ternyata si Mamak sakit pulang dari lihat penutupan MTQ malam-malam di lapangan Kota Pematangsiantar a.k.a Lapangan Simarito. Nah, kesimpulannya adalah si Mamak sakit kemungkinan besarnya karena masuk angin dan pada akhirnya menyebabkan batuk. 

Sebagai anak yang berbakti (please jangan percaya) dan kreatif, aku berinisiatif buatkan Baesuk (Bae = Pir, Suk = Kukus). Baesuk ini merupakan makanan sehat jenis dessert yang berasal dari Korea Selatan. (Yuhuuu.. negara Gongyoo Oppa)


Menurut Maangchi ssaem, Baesuk ini biasa dikonsumsi sebagai home remedy for colds, stomacache, etc. Especially, for sore throat and cough. Intinya obat rumahan untuk demam dan kawan-kawannya. Pas kali lah resep ini untuk si Mamak yang lagi gak enak badan, demam dan agak batuk. Jadi, aku recreate lah resep Maangchi ssaem dan hasilnya lumayan lah untuk level Kota Pematangsiantar. 

Bahan :

Pir 1 buah
Kayu Manis 1 ruas ibu jari
Jahe 1 ruas ibu jari
Madu 1sdt

Cara membuat : 

1. Belah dua Pir dengan perbandingan 3/4 (bagian bawah) : 1/4 (bagian tampuk).
2. Korek daging buah Pir (bagian bawah) sampai bijinya keluar.
3. Masukkan kayu manis, jahe, dan madu ke bagian daging buah yang telah dikeluarkan tadi.
4. Satukan kedua bagian Pir dengan menutup kembali menggunakan bagian tampuk Pir tadi.
5. Letakkan ke dalam wadah keramik, lalu masukkan ke dalam kukusan.
6. Kukus selama 30 menit dan Baesuk siap disajikan.

Rasa dari Baesuk ini perpaduan antara manis Pir dan madu, pedas pedarnya jahe dan aroma kayu manis yang semerbak menjadi satu. It's not bad for me. Buat kalian yang tidak suka kayu manis atau jahe aku saranin untuk segera mengeluarkan isian Pir tadi dan menghancurkan daging buahnya agar aroma dan rasa kedua rempah tersebut tidak begitu kuat setelah bercampur dengan jus buahnya. Tapi kalo demi sehat sih segitu aja tahankanlah. Seberapa lah itu dibandingkan faedahnya ya kan. 

Efeknya kalau di Mamak aku itu suhu tubuhnya meningkat. Jadi tadi sepanjang taraweh yang kuingat cuma "Pit, hangat Mamak rasa. Peganglah leher Mamak ini, banyak kali keringatnya." Antara berdaedah dan gak berfaedah tetap ku cek aja dan ternyata benar, si Mamak keringatan sampai bajunya basah. Udah imbanglah sama orang habis lari-lari sepanjang gang. Pulang taraweh si Mamak ngomong lagi "Pit, pening Mamak lah tapi badan Mamak rasanya ringan." Aku mulai khawatir, apa mungkin efek sampingnya bisa buat pening kepala? Taunya, si Mamak belum makan sejak siang. Iyalah Mak-e.. Agung Hercules sama Bang Ade Rai pun pening kalo gak makan. Setelah makan malam, pening pu  menghilang. Alhamdulillah.
 
Sepertinya Baeksu nya benar-benar sangat berfaedah terbukti dengan batuknya si Mamak pelan-pelan menghilang dan Mamak yang stay on cooking until 2AM. Luar biasa ya Mak-e. 

Apa pun itu, semua bisa terjadi atas kehendak Allah. Alhamdulillah atas kehendak Allah I discovered a healty recipe and it was meaningful for my Mom. And also I would like to thank Maangchi ssaem and the elder who create this recipe. 

Sekarang sudah lewat jam 2 pagi. Lama ya nulis satu post aja. Iyalah.. sambil goreng kripik pulak.

Semoga resep kali ini bermanfaat untuk my healthy readers. Selamat menunaikan ibadah sahur sebentar lagi. 
Semoga segala amalan Ramadhannya di terima dan diberkahi Allah. Aamiin

With love.
XOXO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Path of Tears : Sebuah Karya Dita Safitri

Assalamualaikum.. Hai hai.. Happy-body how are you? Kalau aku lagi baik-baik aja seperti biasa dan sedang berbahagia karena cuaca Medan hari ini bersahabat.  Kali ini aku mau review novel karya teman aku dong. Bangga Jadi sebenarnya novel ini udah lama ada di aku sekitar tahun 2013 tapi baru terpikir mau ngulasnya hari ini. Teman macam apa kamu Pit?  

25 Lessons I’ve Learned at My 25

Page 6 of 365 Aku sempat  blog-walking  beberapa hari yang lalu dan ketemu blognya  Hey! Pipit . Setelah membaca beberap postingannya, aku terinspirasi untuk menuliskan tema yang sama dengan salah satu postingan Pipit yaitu 25 Things That I Learned at 25. Hai Pit, nama kita sama lho. Hehe.

[Review] Jodohku Maunya Sih Kamu

Assalamualaikum.. Hai hai.. aku kembali setelah dua hari gak update . Kali ini aku review buku yang jadi kesukaan aku soal jodoh. #dasar jomblo Pernah galau soal jodoh? Terus merenung dengan berbagi berbagai macam pikiran yang muter-muter di kepala. Pengennya sih sama si dia tapi kayaknya gak bakal bahagia deh kalau sama dia. Atau si dia   baik sih tapi not my style, deh . Hi-five yok, kalo ternyata kamu pernah mikir gitu. Padahal si dia belum tentu sor sama awak, ya kan? :D Setelah hi-five aku bakal ngajak kamu untuk baca sebuah buku yang membahas persoalan jodoh. Buku ini luar biasa berfaedah yaas buat para jomblo yang mempunyai iktikad baik untuk membentuk sebuah keluarga skinah, mawaddah, wa rahmah. Ya, kalau yang belum ada niatan begitu juga bebas kok baca buku ini. Siapa tau setelah baca buku ini jadi ingin menyudahi masa jomblo dan seketika menjadi pejuang jodoh yang dirahmati Allah.  Oh iya, jangan tanya harga bukunya sama aku. For your information, la